Selasa, 27 Januari 2009

SABAR SEBAGAI KUNCI KEHIDUPAN

SABAR SEBAGAI KUNCI KEHIDUPAN
Oleh : Muhammad Fatikhun

Manusia tidak akan bahagia hidupnya di dunia dan akhirat, apabila tidak bisa dekat dengan Alloh SWT. Agar bisa dekat dengan Alloh SWT, manusia harus selalu mengikuti jalan yang benar (haqq) dan menjauhi jalan yang tidak benar (bathil) selamanya.
Padahal nafsu manusia selalu tidak suka (tidak mau) mengikuti jalan yang benar (haqq), dan nafsu condongnya (mengajaknya) selalu pada jalan (hal) yang tidak benar (bathil). Oleh karena itu manusia dalam menjalani kehidupan, membutuhkan perjuangan, karena manusia diciptakan oleh Alloh diberi nafsu. Perjuangan itulah yang disebut dengan SABAR.
Nabi Muhammad SAW mengatakan : “Iman itu isinya hanya dua; yang setengah dinamakan sabar dan yang setengahnya lagi dinamakan syukur”.
Di dalam hadits lain diterangkan : Puasa adalah setenganya SABAR. Berarti puasa adalah seperempatnya IMAN. Karena didalam pusa terdapat pekerjaan/perbuatan berupa “menahan”. menahan inilah yang disebut dengan sabar.
Dengan demikian betapa besar dan pentingnya “sabar” dalam kehidupan manusia, dan bahkan semua petunjuk (syari’at) Alloh tidak bisa lepas dari “sabar” dan “syukur”.
Sabar itu ada empat macam : pertama, Ash-shobru ‘ala al-tho’at. Yaitu kesabaran dalam melakukan ketaatan kepada Alloh SWT. Kedua, Ash-shobru ‘ani al-ma’aash. Yaitu kesabaran dalam menjauhi segala bentuk kemaksyiatan dan kemungkaran kepada Alloh SWT. Ketiga, Ash-shobru ‘ala al-makaarihi. Yaitu kesabaran dalam menerima segala sesuatu yang tidak kita senangi (benci). Keempat, Ash-shobru ‘ani al-syahawaati. Yaitu kesabaran dalam menahan syahwat (nafsu).

SYUKUR : Menjadikan Hidup Sejahtera

SYUKUR : Menjadikan Hidup Sejahtera
Oleh : Muhammad Fatikhun
Dalam al-Qur’an dijelaskan; “apabila kamu sekalian bersyukur, niscaya akan Aku (Alloh) tambahkan (rizqi) kepada kamu sekalian, akan tetapi apabila kamu sekalian kufur (ingkar/tidak bersyukur), sesungguhnya siksaku sangat pedih”. penjelasan dalam al-Qur’an tersebut dapat dipahami, barang siapa yang menysukuri nikmat yang telah diberikan oleh Alloh, maka justru Alloh akan menambah nikmat tersebut. Sebaliknya, apabila tidak mensyukuri nikmat yang telah diberikan-Nya, maka justru akan diancam dengan siksa yang sangat pedih.
Imam Ghozali mendefinisikan syukur : “mempergunakan nikmat yang telah diberikan oleh Alloh dalam rangka mendapatkan kesempurnaan hikmah yang terkandung dalam nikmat tersebut”. dari definisi demikian, berarti segala sesuatu (nikmat) yang telah diberikan oleh Alloh harus kita gunakan pada jalan kebenaran dan digunakan sebaik mungkin sesuai dengan petunjuk syari’at Alloh. Misalnya untuk berdagang atau digunakan keperluan yang baik. Apabila demikian, maka justru akan bertambah kebaikan dan bertambah rizqinya. Sebaliknya tidak kita gunakan pada jalan yang ingkar kepada Alloh; misalnya, untuk berhambur-hamburan, apalagi untuk kemaksiatan, maka justru rizqi itu akan berkurang dan bahkan membuat hidup tidak bahagia, karena akan menemukan permasalahan. Permasalahan inilah sebenarnya salah satu bentuk dari ancaman Alloh (siksa yang pedih).

MATI

Apakah Kematian itu?
Oleh : Muhammad Fatikhun

Islam, adalah agama keselamatan. Semua hal yang terdapat dalam Al-Qur'an merupakan petunjuk agar manusia senantiasa selamat dalam menjalani kehidupan di dunia dan di akherat. Akan tetapi manusia cenderung mengikuti nafsunya, melakukan perbuatan-perbuatan yang sebenarnya akan mencelakakan dirinya lantaran tidak mau mengikuti jalan atau petunjuk dari al-Qur'an.
Menjadi keharusan bagi setiap umat Islam untuk berdakwah, mengingatkan mereka yang sasar, karena tidak mengikuti petunjuk yang ada dalam al-Qur'an. Hampir tiap hari kita mendengarkan ceramah yang berisi nasihat menuju keselamatan. Banyak para 'Ulama yang mengingatkan kita, ketika kita sedang ingkar kepada Alloh. Akan tetapi kita tidak mau mendengarkannya, dan tidak mau mempercayainya, sehingga tidak mau bertaubat kepada jalan kebenaran.
Ketika manusia tetap tidak mau mendengarkan peringatan dan nasehat tersebut, maka sesungguhnya tidak ada nasihat yang lebih sempurnya kecuali MATI.

HANYA KEMATIAN YANG AKAN MELULUHKAN HATI
Tidak ada kata yang dapat memberi NASIHAT dan memiliki makna yang paling luas serta lengkap, yang dapat meluluhkan hati agar hati ini selalu condong pada ketaatan kepada Alloh SWT, kecuali “MATI”. inilah yang dipesankan Nabi Muhammad SAW : “kafaa bilmauti waa’idho” [cukuplah (dengan) kematian yang menjadi nasihat]. Oleh karena itu, kita harus senantiasa mengingat pada kematian. Dengan mengingat kematian, kita akan menyadari bahwa hidup ini tidaklah selamanya, dan kita akan menemui kematian, dan kita akan menerima balasan dari semua apa yang telah kita lakukan di dunia.
Dengan demikian kita harus mempersiapkan diri menghadapi kematian tersebut dengan memperbanyakamal ibadah kepada Alloh SWT, serta menghindarkan diri dari perbuatan dosa, agar kita selamat dari siksa qubur dan siksa akhirat.

Minggu, 11 Januari 2009

SABAR

SABAR ADALAH PERJUANGAN
Oleh : Muhammad Fatikhun
Manusia, agar bisa selamat (bahagia) hidupnya di dunia dan akhirat, maka manusia harus dekat dengan Alloh. Manusia supaya bisa dekat dengan Alloh, maka dia harus selalu mengikuti dan berada dalam "perkara" (segala sesuatu/jalan) yang Haqq (benar) serta menjauhi "perkara" (segala sesuatu/jalan) yang bathil selama-lamanya.
Sementara, manusia diciptakan oleh Alloh dengan diberi nafsu, padahal nafsu condongnya selalu pada "perkara" (segala sesuatu/jalan) yang bathil dan tidak suka dengan "perkara" (segala sesuatu/jalan) yang Haqq (benar). Dalam posisi inilah manusia hidup memerlukan PERJUANGAN. Perjuangan itulah yang disebut dengan SABAR, sebab manusia hidup diberi nafsu.
Nabi Muhammad SAW mengatakan dalam haditsnya ; IMAN itu isinya hanya ada dua, yang separoh disebut dengan sabar dan yang separohnya lagi disebut dengan SYUKUR. Dalam hadits lain dijelaskan bahwa ; Puasa adalah separohnya sabar. Berarti puasa adalah seperempatnya iman.
Begitu pentingnya SABAR dalam kehidupan manusia, karena menjadi jaminan keselamatan dan kebahagiaan hidup manusia. Maka selanjutnya manusia harus mengetahui penempatan sabar itu dalam hal apa saja dan ada dimana saja.
Dalam kitab Syarah Hikam diterangkan , sabar itu ada empat : 1. Ash-Shobru 'Ala Al-Tho'at (sabar dalam melakukan ketaatan kepada Alloh), 2. Ash-Shobru 'An al-Ma'ash (Sabar dalam menghindar/menjauh dari segala bentuk kemakshiatan atau perbuatan yang melanggar perintah Alloh