Senin, 04 Mei 2009

BERTAFAKKUR TENTANG AIR

Oleh Muhammad Fatikhun

Nabi Muhammad SAW mengatakan bahwa "tafakkur" yang kita lakukan dalam waktu yang tidak begitu lama (satu jam) itu lebih baik daripada ibadah satu tahun. begitu besar makna tafakkur sampai pahalanya mengalahkan ibadah yang dilakukan dalam waktu satu tahun. mengapa demikian......? mari kita renungkan bersama-sama.
kita ambil contoh tentang air. begitu besar fungsi air bagi kehidupan umat manusia. bisa dibayangkan bgaimana jika di dunia ini tidak ada air, niscaya tidak ada kehidupan di dunia ini. atau adakah kita bisa merasakan bagaimana pedih dan sakitnya orang yang tertimpa bencana kekeringan? tanah yang subur tidak lagi berfungsi, tumbuhan tidak bisa tumbuh, hewan juga mati, bahkan manusia pun bisa mati lantaran kekeringan.
ternyata air merupakan anugerah Alloh yang luar biasa besar. namun, mengapa kita tidak pernah menyadarinya, kita lupa bahwa kita telah mendapatkan karunia yang sedemikian besar. maka sudah seharusnya BERSYUKUR kepada Alloh SWT.
demikian pula, setiap hari kita dapat melihat disekitar kita, bahwa jutaan bahkan milayaran kubik selalu mengalir. namun tidak pernah ada habisnya. air tersebut mengalir menuju satu tempat yaitu laut, namun tidak pernah tumpah.
MAHA BESAR ALLOH YANG TELAH MENCIPTAKAN SEMUANYA
oleh karena itu kita harus senantiasa bertafakkur tentang segala sesuatu, agar kita menemukan kebesaran Alloh yang pada gilirannya akan tumbuh kesadaran, bahwa kita adalah makhluq yang lemah. pada gilirannya kesadaran tersebut dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Alloh.
Laa haula walaa quwwata illa billahil'aliyyil 'adziiim.... amiiin

Hikmah Penggunaan "WAKTU" Sebagai Sumpah Dalam Al-Qur'an

Oleh : Muhammad Fatikhun, S.Ag

Dalam Al-Qur'an kita kenal dengan "SUMPAH (Qosam) ALLOH" yang menggunakan WAKTU. Antara lain : "wal 'ashr" (demi waktu 'ashr/demi masa), "wa al-dluhaa" (demi waktu dluha), "wa al-laili idzaa sajaa" (demi waktu malam ketika gelap), dll. Apabila kita pahami, penggunaan waktu sebagai sumpah (qosam) dalam al-Qur'an, akan didapati beberapa hikmah sebagai berikut :
Pertama, sumpah (Qosam) Alloh dalam al-Qur'an tersebut, menunjukkan : terdapat hal yang sangat penting, yang harus benar-benar kita perhatikan. makna penting tersebut dapat kita pahami dari penegasan Alloh melalui sumpah tersebut. sumpah (qosam) selalu diikuti dengan hal-hal yang sangat penting yang dijelaskan pada keterangan (penggalan) ayat berikutnya. dalam tata bahasa arab disebut dengan jawab qosam. jawab qosam inilah yang menjelaskan suatu hal yang penting dan harus menjadi perhatian serius.
Kedua, hal yang penting yang diterangkan dalam "jawab qosam" tersebut menyangkut kehidupan umat manusia. jadi jawab qosam tersebut sebenarnya memberikan petunjuk bagi kehidupan manusia agar dapat mencapai kebahagiaan dan keselamatan hidup di dunia dan diakhirat.
sebagai contoh, dalam surat al-'ashr : Alloh bersumpah menggunakan waktu ashar. dalam surat tersebut, sumpah yang menggunakan waktu ashar disambung dengan penjelasan bahwa setiap manusia pasti akan merugi, kecuali orang-orang yang beriman kepada Alloh dan beramal sholeh, mereka senantiasa saling mngingatkan (berwasiat) dalam hal ketaqwaan dan kesabaran.
menurut hemat saya surat al-'ashr ini dapat dipahami sebagai berikut :
waktu ashar ini menunjukkan waktu akhir. waktu dapat pula dipahami secara luas yaitu, akhir dari suatu aktifitas, akhir dari suatu masa, akhir dari suatu periode, akhir dari suatu kehidupan, bahkan akhir dari suatu kehidupan dunia. dengan demikian surat ini mengingatkan kepada kita sejak awal dalam menjalani kehidupan dan seluruh aktifitas.
bahwa dalam menjalani kehidupan dan setiap aktifitas dalam kehidupan kita harus senantiasa dengan ketaatan, mengikuti jalan yang benar, yaitu petunjuk yang sudah ditunjukkan dalam Al-Qur'an. ini merupakan salah satu wujud ketundukan (keimanan) kita kepada Alloh. sebagai orang yang beriman kepada Alloh, maka seseorang harus senantiasa beramal sholeh, yaitu perbuatan dan aktifitas yang baik dan tidak melanggar kaidah-kaidah agama. sebab manusia adalah tempatnya lupa dan salah, maka suatu saat manusia juga akan melakukan pelanggaran atau melakukan aktifitas atau perbuatan yang tidak sesuai dengan petunjuk. pada saat inilah kita sebagai orang yang beriman harus saling mengingatkan agar kita senantiasa mengikuti petunjuk yang benar dan sabar dalam menjalani aktifitas kehdupan sehari-hari.
barang siapa tidak mengikuti petunjuk yang benar (tidak beriman dan tidak beramal sholeh) maka dia akan sangat merugi. dan sebaliknya bagi orang yang mengikuti dan menggunakan petunjuka yang benar (beriman dan beramal sholeh) maka dia akan beruntung.
WALLOHU A'LAM BISSHOWAAB

Minggu, 03 Mei 2009

TIGA TINGKATAN MANUSIA

Manusia, terbagi kedalam 3 (tiga) tingkatan atau golongan :
Pertama, Al-Jahil (orang yang bodoh); yaitu orang yang dalam hidupnya berprinsip : YA'IISY LIYA'KUL (HIDUP UNTUK MAKAN). ORANG yang dalam kategori tingkatan/golongan ini dalam hidupnya yang selalu dipikirkan dan yang dicari adalah MAKAN.
Kedua, al-'Aqil (orang yang pandai/berakal); yaitu orang yang dalam hidupnya berpemikiran bahwa "hidup ini bukan untuk makan", melainkan juteru "makan untuk hidup" (ya'kulu liya'iisyu). orang yang dalam kategori tingkatan/golongan kedua ini, telah menggunakan akalnya. namun apabila hanya sampai pada prinsip ini, tentu ada satu pertanyaan : "SETELAH MANUSIA HIDUP, MAU NGAPAIN....?
Dari sinilah terdapat tingkatan ketiga, yaitu : Al-Mu'min (orang yang beriman). al-mu'min berpemikiran tidak makan dan hidup, yaitu : YA'IISYU LIYA'BUD (HIDUP MANUSIA TIDAK LAIN ADALAH UNTUK BERIBADAH)
TERMASUK GOLONGAN YANG MANAKAH,DIRI KITA INI........?

Minggu, 01 Februari 2009

COBAAN DALAM HIDUP

COBAAN DALAM HIDUP : Ujian Alloh Menuju Kebahagiaan

Oleh : Muhammad Fatikhun

Kehidupan yang diciptakan oleh Alloh itu ada dua tempat, yaitu kehidupan dunia dan kehidupan akhirat. Adapun kehidupan akherat itu merupakan kelanjutan dari kehidupan dunia, dimana kehidupan akherat itu lebih baik daripada kehidupan dunia. Kecuali itu, akherat adalah kehidupan haqiqi dan akhir dari kehidupan. Dua alam kehidupan (dunia-akherat) tersebut, adalah alam yang berbeda, akan tetapi sebenarnya merupakan satu kesatuan. Maksudnya, kehidupan dunia adalah sebuah perjalanan menuju kehidupan yang sebenarnya, yaitu kehidupan akherat, dan kehidupan dunia akan menjadi penentu kehidupan akherat. Barang siapa yang menjalani kehidupan didunia dengan jalan yang benar yaitu menggunakan petunjuk dari Alloh, maka akan mendapatkan keselamatan dan kebahagiaan hidup di dunia, sekaligus akan selamat dan mendapatkan kebahagiaan hidup diakherat nanti.
Alloh menjanjikan kebahagiaan dan keselamatan pada dua alam yaitu ; dunia dan akherat. Agar manusia memperoleh apa yang dijanjikan-Nya, Alloh menciptakan manusia, sekaligus memberikan petunjuk untuk mencapai kebahagiaan dan keselamatan hidupnya. Bentuk kebahagiaan dan keselamatan yang dijanjikan Alloh, antara lain ; Alloh akan memberikan kemashlahatan dan kesejahteraan hidup berupa ketenangan jiwa dan rizqi yang baik (halal-berkah) didunia. Begitu juga, Alloh akan memberikan kebahagiaan dan kesejahteraan pada kehidupan yang abadi diakherat. Petunjuk hidup tersebut adalah semua hukum dan jalan (syari'at) Alloh yang terdapat dalam Al-Qur'an al-Karim. Barang siapa yang menggunakan petunjuk tersebut pasti akan mendapatkan apa yang dijanjikan Alloh.
Untuk mendapatkan kebahagiaan, keselamatan dan kesejahteraan, sebenarnya mudah asalkan manusia percaya (iman) dengan sepenuh hati, terhadap Alloh dan segala petunjuk-Nya. Karena dengan petunjuk-Nya, Alloh tidak pernah bermaksud mempersulit makhluq-Nya, melainkan justru mempermudah, sebab tujuannya adalah menata kehidupan manusia agar lebih baik (mashlahah). Akan tetapi, yang dirasakan oleh kebanyakan manusia, hukum Alloh itu sangat sulit dan berat dijalankannya. Perasaan ini terjadi, karena manusia dalam menjalani kehidupan dunia lebih mendahulukan nafsu daripada hati. Sedangkan nafsu itu adalah cenderung pada syaithan, dan syaithan itu pasti bertentangan dan melawan hukum Alloh.
Oleh karena itu, yang menjadi kunci dalam menjalankan petunjuk-petunjuk Alloh agar memperoleh kebahagiaan dan keselamatan hidup didunia dan akherat, adalah "kesabaran". Alloh memberikan petunjuk didalam Al-Qur'an Surat Al-Baqarah ayat 155-157, yang terjemahannya kurang lebih sebagai berikut :

155. dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.
156. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun".
157. mereka Itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka Itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.

Beberapa isyarat atau hikmah yang dapat kita petik dari ayat tersebut antara lain :
Manusia, dalam menjalani kehidupan didunia, akan mendapatkan cobaan (ujian) dari Alloh. Cobaan tersebut, berupa :
Pertama, "Ketakutan" (al-khouf). Dalam ayat tersebut, beberapa mufassir memahami (menafsiri) al-khouf yaitu : "qolil min al-khouf" (sedikit ketakutan). Alloh mencoba/menguji manusia dengan memberi ketakutan yang kecil (sedikit), bukan ketakutan "sangat". Maksudnya, ketakutan yang sedikit berarti tidak sepenuhnya takut, berarti masih memiliki sebagian yang cukup banyak "keberanian".
Ketakutan, itu sebuah perasaan yang "ada dimana saja" dan "kapan saja", dalam masalah kehidupan manusia. Perasaan ini sangat merugikan bagi kehidupan manusia. Sebab, ketakutan dapat menyebabkan kegagalan, kemunduran dan stagnasi (kemandegan) dalam setiap aktifitas kehidupan manusia. Lantaran ketakutan orang gagal mendapatkan apa yang diinginkannya, berarti gagal memperoleh kebahagiaan.
Kedua, "kelaparan" (al-Juu'). Kelaparan adalah gambaran orang yang tidak memiliki "penghasilan" (rizqi) untuk dimakan, atau disebut juga "kemiskinan". Manusia yang berada dalam keadaan kelaparan (kemiskinan), artinya sedang merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan (menyedihkan). Berarti pada saat itu, menerima kondisi yang tidak membahagiakan–tidak mendapatkan kebahagiaan. Kelaparan dapat terjadi karena memang tidak mempunyai penghasilan (miskin) atau bisa juga lantaran sedang terjadi krisis pangan atau paceklik (istilah bahasa jawa). Pasti berat menyandang keadaan yang demikian.
Ketiga, "kekurangan harta"/"dikurangi hartanya". Dalam keadaan ini, bisa jadi pada awalnya manusia telah memiliki harta (kaya) atau sukses dalam usahanya. Akan tetapi karena suatu hal, harta kekayaannya habis, misalnya karena boros dalam penggunaannya atau karena bangkrut usahanya, serta sebab-sebab yang lain. Ini juga suatu keadaan yang sangat menyedihkan (menyakitkan)/tidak membahagiakan.
Keempat, "dikurangi jiwanya". Yang dimaksud dikurangi jiwanya, adakalanya sakit (terutama sakit keras), dari sehat menjadi tidak sehat, cacat, serta sakit yang lainnya. Dan bisa berupa kematian salah satu anggota keluarganya. Semua itu sangat menyakitkan hati (perasaan), kebahagiaan hilang karena tidak bisa merasakan nikmatnya hidup atau kehilangan salah satu anggota keluarga yang dicintainya.
Kelima, "dikurangi buah-buahannya". Dikurangi buah-buahannya, antara lain adalah gagal panen, baik disebabkan oleh hama, maupun disebabkan oleh kekeringan. Padahal upaya perawatan dan pemupukan sudah dilakukan semaksimal mungkin, tiba saatnya menunggu panen ternyata terserang hama atau kekeringan, dimana hujan tidak kunjung turun, sehingga panen yang ditunggu tidak dihasilkan. Apabila seseorang tertimpa nasib seperti itu, pasti akan merasakan kesedihan dan kepedihan yang luar biasa.
Alloh sengaja memberikan cobaan (ujian), dengan menimpakan kelima keadaan tersebut kepada setiap umat yang beriman kepadaNya. Tujuannya, agar manusia mendapatkan kebahagiaan, keselamatan dan kesejahteraan hidup.
Dalam ayat tersebut diterangkan bahwa bagi orang yang sabar menghadapi (kelima) ujian tersebut diatas, akan diberikan kepadanya kegembiraan. Kegembiraan memiliki arti yang sangat luas, bisa berarti ; kebahagiaan, kesuksesan, kesejahteraan, keselamatan dan lain-lain. Semua akan didapatkan manusia setelah melewati ujian.
Lantas siapakah yang dimaksud dengan orang yang sabar, yang dijanjikan habar gembira (kebahagiaan)?
Yaitu orang yang apabila tertimpa musibah, mereka mengucapkan "Inna lillaahi wainnaa ilaihi rooji'uun" (sesungguhnya kami adalah milik Alloh, dan kepada-Nya lah kami kembali).
Musibah yang dimaksud adalah kelima cobaan (ujian) tersebut diatas. Seseorang yang tertimpa kelima keadaan tersebut harus sabar dan mengembalikan seluruh persoalan yang dihadapi itu kepada Alloh (mengucapkan : "Innaa Lillaahi Wa Innaa Ilaihi Rooji'uun").
Mengucapkan kalimat "TARJI'/ISTIRJA'", yang dikehendaki dalam ayat tersebut, adalah mengucapkan dengan "lesan" dan mengucapkan dengan "hati". Mengucapkan dengan lesan berarti melafalkan kalimat tarji'/istirja' tersebut, sedangkan yang dimaksud dengan pengucapan dalam hati adalah pernyataan kembali (mengembalikan) diri kepada Alloh, atas seluruh permasalahan yang dihadapinya yang dirasakannya sangat berat. Oleh karena itu, "tarji'" ini harus dilakukan dengan penuh kesadaran hati, sebab semua persoalan itu yang mengatur adalah Alloh SWT. Manusia tidak mampu menyelesaikan/mengatasi permasalahan tersebut.
Dengan demikian, yang dimaksud dengan mengembalikan semua persoalan kepada Alloh (tarji'/istirja') adalah dengan cara "muhasabah" dan "tafakkur". Yaitu, mengevaluasi diri dan memikirkan tentang apa yang telah terjadi, mengapa hal itu terjadi, serta apa yang harus dilakukan. Barangkali terdapat kesalahan atau kelalaian dari apa yang telah dilakukan, berbuat salah dan dosa kepada Alloh dan juga kepada manusia, sehingga mengakibatkan kerugian atau kefatalan.
Sebagai contoh, ada seseorang yang telah membuka toko (kelontong dan lain-lain, misalnya), dan usahanya sukses, pembeli dan pelanggan cukup banyak. Karena kesuksesan usahanya, dia menjadi orang kaya raya. Ini berarti menggambarkan orang yang telah diberi kebahagiaan berupa rizqi yang cukup. Beberapa tahun kemudian, dia bangkrut, tokonya tidak ramai lagi. Kebangkrutan itu terjadi, antara lain, dia hidup mewah dan boros, dia menggunakan uang usaha itu untuk keperluan kemewahan dan pemborosan tersebut, dan akhirnya manajemen toko (usaha)nya menjadi kacau. Ditambah lagi, memiliki penyakit yang cukup berat, karenanya pengobatan pun mengeluarkan biaya yng cukup berat pula. Karena kebangkrutannya, dia menjadi stress dan pelayanan terhadap pembeli atau pelanggan tidak menyenangkan, sehingga mengakibatkan para pembeli/pelanggan pergi. Dalam hal ini, Alloh meberikan cobaan/ujian kepadanya, baik demi keimanan dia maupun kebaikan/kesuksesan usahanya. Menguji demi keimanan dia, adakah setelah dia diberi naikmat (berupa kekayaan dan harta) yang melimpah oleh Alloh, kemudian menjadikan dia meningkat ibadahnya atau tidak? Apabila setelah diberikan nikmat ternyata banyak ingkar dan maksiat, Alloh mengingatkan kepada dia, agar kembali kejalan Alloh dengan cara mengambil nikmat yang telah diberikan kepadanya. Sebab apabila nikmat tersebut tidak diambil, dikhawatirkan dia akan terjerumus, selalu dalam kemaksiatan dan kemungkaran kepada Alloh.
Menguji demi kebaikan/kesuksesan usahanya. Ada beberapa hal yang harus dipahami dalam hal ini. Penggunaan uang untuk pemenuhan kebutuhan hidup, bertambahnya aktifitas, adalah bagian dari manajemen. Apabila sebelum memiliki kekayaan, menjalani kehidupannya dengan apa adanya (sederhana), tetapi setelah memiliki kekayaan cukup tiba-tiba berubah gaya hidupnya ; mulai dari makanan, pakaian, sering keluar dengan tujuan untuk hura-hura (ke diskotik-misalnya), mobil juga harus yang lux, dan seterusnya. Sampai akhirnya kesehatanpun terserang. Tidak terasa, antara pengeluaran dengan pemasukan tidak imbang, sehingga dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya terpaksa harus menghutang.
Itulah ujian dari Alloh. Dalam keadaan seperti itu, seseorang harus sabar ; menyadari bahwa pemborosan, gaya hidup yang mewah ternyata dapat menjerumuskan manusia kepada kesengsaraan. Mengevaluasi dan memperbaiki kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan. Sampai pada titik kesadaran, bahwa kekayaan dan kemewahan dapat dicapai, namun apabila Alloh menghendaki mengambilnya, sangat mudah dan sangat cepat kekeyaan itu hilang.

Sebenarnya Alloh memiliki maksud yang baik dengan memberikan ujian kepada manusia, yaitu demi kemashlahatan/kebahagiaan manusia yang diuji.

Selasa, 27 Januari 2009

SABAR SEBAGAI KUNCI KEHIDUPAN

SABAR SEBAGAI KUNCI KEHIDUPAN
Oleh : Muhammad Fatikhun

Manusia tidak akan bahagia hidupnya di dunia dan akhirat, apabila tidak bisa dekat dengan Alloh SWT. Agar bisa dekat dengan Alloh SWT, manusia harus selalu mengikuti jalan yang benar (haqq) dan menjauhi jalan yang tidak benar (bathil) selamanya.
Padahal nafsu manusia selalu tidak suka (tidak mau) mengikuti jalan yang benar (haqq), dan nafsu condongnya (mengajaknya) selalu pada jalan (hal) yang tidak benar (bathil). Oleh karena itu manusia dalam menjalani kehidupan, membutuhkan perjuangan, karena manusia diciptakan oleh Alloh diberi nafsu. Perjuangan itulah yang disebut dengan SABAR.
Nabi Muhammad SAW mengatakan : “Iman itu isinya hanya dua; yang setengah dinamakan sabar dan yang setengahnya lagi dinamakan syukur”.
Di dalam hadits lain diterangkan : Puasa adalah setenganya SABAR. Berarti puasa adalah seperempatnya IMAN. Karena didalam pusa terdapat pekerjaan/perbuatan berupa “menahan”. menahan inilah yang disebut dengan sabar.
Dengan demikian betapa besar dan pentingnya “sabar” dalam kehidupan manusia, dan bahkan semua petunjuk (syari’at) Alloh tidak bisa lepas dari “sabar” dan “syukur”.
Sabar itu ada empat macam : pertama, Ash-shobru ‘ala al-tho’at. Yaitu kesabaran dalam melakukan ketaatan kepada Alloh SWT. Kedua, Ash-shobru ‘ani al-ma’aash. Yaitu kesabaran dalam menjauhi segala bentuk kemaksyiatan dan kemungkaran kepada Alloh SWT. Ketiga, Ash-shobru ‘ala al-makaarihi. Yaitu kesabaran dalam menerima segala sesuatu yang tidak kita senangi (benci). Keempat, Ash-shobru ‘ani al-syahawaati. Yaitu kesabaran dalam menahan syahwat (nafsu).

SYUKUR : Menjadikan Hidup Sejahtera

SYUKUR : Menjadikan Hidup Sejahtera
Oleh : Muhammad Fatikhun
Dalam al-Qur’an dijelaskan; “apabila kamu sekalian bersyukur, niscaya akan Aku (Alloh) tambahkan (rizqi) kepada kamu sekalian, akan tetapi apabila kamu sekalian kufur (ingkar/tidak bersyukur), sesungguhnya siksaku sangat pedih”. penjelasan dalam al-Qur’an tersebut dapat dipahami, barang siapa yang menysukuri nikmat yang telah diberikan oleh Alloh, maka justru Alloh akan menambah nikmat tersebut. Sebaliknya, apabila tidak mensyukuri nikmat yang telah diberikan-Nya, maka justru akan diancam dengan siksa yang sangat pedih.
Imam Ghozali mendefinisikan syukur : “mempergunakan nikmat yang telah diberikan oleh Alloh dalam rangka mendapatkan kesempurnaan hikmah yang terkandung dalam nikmat tersebut”. dari definisi demikian, berarti segala sesuatu (nikmat) yang telah diberikan oleh Alloh harus kita gunakan pada jalan kebenaran dan digunakan sebaik mungkin sesuai dengan petunjuk syari’at Alloh. Misalnya untuk berdagang atau digunakan keperluan yang baik. Apabila demikian, maka justru akan bertambah kebaikan dan bertambah rizqinya. Sebaliknya tidak kita gunakan pada jalan yang ingkar kepada Alloh; misalnya, untuk berhambur-hamburan, apalagi untuk kemaksiatan, maka justru rizqi itu akan berkurang dan bahkan membuat hidup tidak bahagia, karena akan menemukan permasalahan. Permasalahan inilah sebenarnya salah satu bentuk dari ancaman Alloh (siksa yang pedih).

MATI

Apakah Kematian itu?
Oleh : Muhammad Fatikhun

Islam, adalah agama keselamatan. Semua hal yang terdapat dalam Al-Qur'an merupakan petunjuk agar manusia senantiasa selamat dalam menjalani kehidupan di dunia dan di akherat. Akan tetapi manusia cenderung mengikuti nafsunya, melakukan perbuatan-perbuatan yang sebenarnya akan mencelakakan dirinya lantaran tidak mau mengikuti jalan atau petunjuk dari al-Qur'an.
Menjadi keharusan bagi setiap umat Islam untuk berdakwah, mengingatkan mereka yang sasar, karena tidak mengikuti petunjuk yang ada dalam al-Qur'an. Hampir tiap hari kita mendengarkan ceramah yang berisi nasihat menuju keselamatan. Banyak para 'Ulama yang mengingatkan kita, ketika kita sedang ingkar kepada Alloh. Akan tetapi kita tidak mau mendengarkannya, dan tidak mau mempercayainya, sehingga tidak mau bertaubat kepada jalan kebenaran.
Ketika manusia tetap tidak mau mendengarkan peringatan dan nasehat tersebut, maka sesungguhnya tidak ada nasihat yang lebih sempurnya kecuali MATI.

HANYA KEMATIAN YANG AKAN MELULUHKAN HATI
Tidak ada kata yang dapat memberi NASIHAT dan memiliki makna yang paling luas serta lengkap, yang dapat meluluhkan hati agar hati ini selalu condong pada ketaatan kepada Alloh SWT, kecuali “MATI”. inilah yang dipesankan Nabi Muhammad SAW : “kafaa bilmauti waa’idho” [cukuplah (dengan) kematian yang menjadi nasihat]. Oleh karena itu, kita harus senantiasa mengingat pada kematian. Dengan mengingat kematian, kita akan menyadari bahwa hidup ini tidaklah selamanya, dan kita akan menemui kematian, dan kita akan menerima balasan dari semua apa yang telah kita lakukan di dunia.
Dengan demikian kita harus mempersiapkan diri menghadapi kematian tersebut dengan memperbanyakamal ibadah kepada Alloh SWT, serta menghindarkan diri dari perbuatan dosa, agar kita selamat dari siksa qubur dan siksa akhirat.

Minggu, 11 Januari 2009

SABAR

SABAR ADALAH PERJUANGAN
Oleh : Muhammad Fatikhun
Manusia, agar bisa selamat (bahagia) hidupnya di dunia dan akhirat, maka manusia harus dekat dengan Alloh. Manusia supaya bisa dekat dengan Alloh, maka dia harus selalu mengikuti dan berada dalam "perkara" (segala sesuatu/jalan) yang Haqq (benar) serta menjauhi "perkara" (segala sesuatu/jalan) yang bathil selama-lamanya.
Sementara, manusia diciptakan oleh Alloh dengan diberi nafsu, padahal nafsu condongnya selalu pada "perkara" (segala sesuatu/jalan) yang bathil dan tidak suka dengan "perkara" (segala sesuatu/jalan) yang Haqq (benar). Dalam posisi inilah manusia hidup memerlukan PERJUANGAN. Perjuangan itulah yang disebut dengan SABAR, sebab manusia hidup diberi nafsu.
Nabi Muhammad SAW mengatakan dalam haditsnya ; IMAN itu isinya hanya ada dua, yang separoh disebut dengan sabar dan yang separohnya lagi disebut dengan SYUKUR. Dalam hadits lain dijelaskan bahwa ; Puasa adalah separohnya sabar. Berarti puasa adalah seperempatnya iman.
Begitu pentingnya SABAR dalam kehidupan manusia, karena menjadi jaminan keselamatan dan kebahagiaan hidup manusia. Maka selanjutnya manusia harus mengetahui penempatan sabar itu dalam hal apa saja dan ada dimana saja.
Dalam kitab Syarah Hikam diterangkan , sabar itu ada empat : 1. Ash-Shobru 'Ala Al-Tho'at (sabar dalam melakukan ketaatan kepada Alloh), 2. Ash-Shobru 'An al-Ma'ash (Sabar dalam menghindar/menjauh dari segala bentuk kemakshiatan atau perbuatan yang melanggar perintah Alloh